Sabtu, 01 September 2018

Hal-hal yang perlu diperhatikan Social Media Specialist | Eps.3


Halo berjumpa lagi di blognya anak public relations. Setelah postingan sebelumnya saya bahas perihal pentingnya bidang kerja social media specialist dan apa aja jobdescnya. Di postingan kali ini saya akan menjabarkan apa aja hal-hal yang perlu diperhatikan jika menjadi social media officer. Sebagai pembukaan sedikit saya akan jabarkan mengenai pekerjaan saya. Awal September nanti alhamdulillah saya genap setahun bekerja bagian admin media sosial di sebuah yayasan pendidikan. Dan apa yang saya tulis disini tak lain adalah berdasarkan pengalaman dan riset kecil terhadap bidang pekerja media sosial. Seperti yang sudah saya jelaskan di dua episode sebelumnya, hal tersebutlah yang saya lakukan selama ini. Tidak hanya sekedar upload konten di media sosial kemudian di evaluasi. Namun ada beberapa hal yang tidak boleh luput dari perhatian. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1.  Buat to do list atau jadwal Pengelolaan Media Sosial setiap harinya. Dari mulai mau mengecek email, facebook, atau repost instagram, menganalisis sikap audience hingga memperhatikan kompetitor kita. Berikut saya berikan contoh agenda kerja saya setiap harinya. Kalau saya sendiri dimulai dari membuat atau mempersiapkan konten yang akan dipublish besok atau hari itu. Kemudian pada pukul 9 pagi, jadwalnya mengapload konten dan mengecek semua sosial media, termasuk email yang paling krusial. Kemudian pada siang hari dianjurkan untuk mengecek ulang semua media sosial dan memberikan tanggapan terhadap semua respon yang masuk. Kemudian pada sore hari mengevaluasi atau mengkaji ulang terhadap statistik kunjungan hari ini. Dan sebelum pulang kantor usakan menjadwalkan postingan otomatis untuk keesokan harinya. Untuk menjadwalkan postingan di berbagai media sosial, saya rekomendasi untuk menggunakan Hootsuite .
2. Pelajari dengan baik profile audience kita. Memahami dengan baik latar belakang audience membantu bagaimana kita mengatur (gaya bahasa) di sosial media. Sentuhan yang kita berikan pun bisa disesuaikan berdasarkan field of experience yang dimiliki target sasaran kita. Maka menjadi penting untuk kita meriset background dan kesukaan audience. Misalnya follower pada media sosial anda kebanyakan adalah anak muda dengan usia kisaran 18 sampai 23 tahun, maka bahasanya pun juga harus menyesuaikan. Pun dengan tetap sesuai dengan konteks produk atau jasa yang perusahaan tonjolkan.
3. Merancang konten dari jauh-jauh hari. Pekerja media sosial harus tahu konten yang perlu di publikasikan beberapa minggu bahkan beberapa bulan ke depan. Maka konten sudah harus dibuat, jauh sebelum waktunya akan di post. Contoh konten-konten yang disiapkan ini seperti memperingati peristiwa penting kemerdekaan dan hari keagamaan. Termasuk pula di dalamnya agenda organisasi atau perusahaan yang akan dateng.
4. Menjadwalkan waktu mengapload konten di sosial media. Adalah hal yang cukup penting menentukan waktu mengupload di media sosial. Jangan sampai kita mengupload konten pada waktu-waktu dimana audience kita jarang atau sedikit sekali yang online. Seperti contohnya mengapload di malam hari jam 12. Pada umunya orang akan melihat media sosial di pagi hari sekitar jam 9an. Berdasarkan pengalaman saya juga, jam 1 sampai jam 3 siang termasuk waktu terbaik untuk upload. Dan tidak disarankan mengupload pada pukul 5 sore sampai malam hari. 
5. Menjaga komunikasi dengan audience. Menjaga hubungan dengan follower kita, tak lepas dari komentar pro dan kontranya. Tentu sebagai admin, perlu memiliki sifat ramah dan bijak dalam menangani sesuatu. Termasuk dalam menghadapi komplain costumer. Sehingga perlu adanya kemampuan komunikasi yang baik. Yang perlu digaris bawah ialah komentar haters berbeda tipis dengan komentar kontra. Tergantung susbtansi dan tujuannya. Jika ada komentar yang komplain dengan menjelaskan alasan ketidakpuasan terhadap jasa atau produknya, maka menurut saya komentar itu perlu dibalas dengan mengedukasi publik. Yap balik lagi public relations is about how we educated public. Namun jika ada komentar yang mengandung unsur fitnah dan provokasi, maka komentar tersebut perlu dihapus. Guna meminimalisir adanya prasangka buruk audience lain terhadap perusahaan.

Oke, sekiranya episode ini menjadi bagian terakhir tulisan saya mengenai social media specialist.  Sampai jumpa serial Public Relations selanjutnya.

1 komentar: