Selasa, 29 Mei 2018

565 Tahun Penakhlukan Konstantinopel


Teman-teman, hari ini, tepatnya pada 29 Mei 1453, umat islam berhasil berhasil menakhlukkan Konstantinopel. Hari ini, tepatnya 565 tahun silam, seorang anak muda berusia 21 berhasil menundukkan kekuasaan Heraklius. Setelah sebelas abad Kerajaan besar Konstantinopel berjaya, hari ini, 565 tahun yang lalu akhirnya diruntuhkan oleh pemuda dari khalifah ke tujuh Daulah Ustmaniyah.

Kemenangan umat Islam atas Konstantinopel ini tak terlepas dari nubuat Nabi Muhammad SAW pada delapan abad yang lalu. Tatkala kaum muslimin sedang bertempur dalam perang Khandaq, salah seorang sahabat bertanya "Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?" Kemudian Nabi menjawab, "Kota Heraklius (Konstantinopel)." 

"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad)
Seperti yang sudah kita ketahui temen-temen, Kota Konstantinopel jatuh di bawah pimpinan perang Sultan Mehmed II. Berkat kesholehan dan kepiawaian dalam merancang strategi perang, khalifah ke tujuh ini mendapatkan gelar, Al-Fatih, yang artinya Sang Penakhluk. Jika ingin meneladani, sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan, lihatlah perjuangan Al-Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel. Sejak kecil , ayahnya, Sultan Murad II menimpa banyak pengetahuan padanya melalui guru dan ulama yang berpengalaman. Sehingga Al-Fatih tumbuh menjadi pemuda dengan kemampuan menguasai berbagai bahasa asing, hafalan Qur'an 30 Juz dan menguasai banyak ilmu termasuk strategi perang. Al-Fatih pun tak pernah meninggalkan shalat malam, puasa dan ibadah sunnah lainnya. Sejarah mencatat, strategi keberhasilan Al-Fatih adalah menyebrangkan 70 kapal laut melintasi Galata menuju Golden Horn (tanduk emas). Yang dimana, sisi timur Konstantinopel ini merupakan titik lemah kota terkuat pada zaman itu.


Banyak pelajaran yang dapat diambil atas runtuhnya Konstantinopel di tangan pemimpin dan pasukan terbaik. Kota terkuat yang sudah berkali-kali didatangi Ayah, Kakek dan seterusnya, namun belum juga bisa dikalahkan. Berangkat dari itu Muhammad Al-Fatih, seorang anak muda memiliki keresahan terhadap Konstantinopel. Menaklukkan Kota tersebut seakan menjadi life goalsnya. Inilah penting adanya keresahan pada umat dalam hidup kita. Sebab hidup tidak melulu tentang diri kita dan di sekitar kita. Banyak orang mengatakan sebuah karya lahir dari sebuah keresahan. Lihatlah Negara Turki sekarang dengan keindahan Hagia Sophianya. Segala kemakmuran Turki saat ini tak bisa lepas dari hasil kepemimpinan khalifah ketujuh Daulah Ustmaniyah ini.

Hari ini, setelah 29 Mei berlalu selama 565 kali, adakah pemuda islam seperti Mehmet lagi di dunia ini? Setelah 565 tahun Konstantinopel ditaklukkan, adakah pemuda islam yang memiliki keresahan terhadap Roma? Setelah 961 tahun Shalahuddin membebaskan Yerussalem, kemudian terjadi pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Adakah pemuda yang punya bara api serta strategi untuk mengenyahkan Israel dari tanah Palestina? Setelah 565 tahun yang lalu, apa yang terjadi pada pemuda umur 21 tahun jaman sekarang? Untuk itu temen-temen, patutkah kita terutama anak muda meresahkan hal yang remeh-temeh?

Mari teman-teman kita keluarkan keresahan-keresahan kita terhadap negara dan agama ini. Bukankah anak muda yang menjadi pelopor bangsa dan agamanya? Jika semua orang hanya memiliki keresahan terhadap kehidupannya masing-masing, lalu siapa yang akan menjadi problem solver pada segala permasalahan yang ada di dunia ini? Pasti ada, namun sangat kecil persentasenya. Mari teman-teman kita bersatu menjadi Muhammad Al-Fatih era kini. Mari berkaca lagi kebaikan apa yang sudah kita perbuat dan yang belum kita lakukan. Selamat berprogres teman-teman :)

2 komentar:

  1. 👏👏👏👏wahh bikin semangat kak, ulasannya. Jdi mersa masih bnyak yang hrs dibenahi dlu buat diri sndiri. Semoga akan muncul pemuda islam yang memberikan manfaat bagi bangsa, agama dan dunia.

    BalasHapus