Selasa, 21 Maret 2017


Seseorang pasti ingin selalu mengapgrade dirinya menjadi lebih baik lagi disetiap harinya menuju kematian. Konsisten yang benar, bagiku, bukan berarti apa yg kita sampaikan A akan A juga di keesokan harinya. Namun sejatinya konsisten yang benar adalah menempuh jalan yang selalu Allah ridhai. Allah tidak serta merta mengajarkan kepada hambaNya untuk tidak melakukan ini, harus menjaga ini pada satu waktu. Al-Quran aja diturunkannya berangsur-angsur, maka untuk berhijrah ke jalanNya yang benar juga tidak bisa langsung saat itu juga menjadi sempurna. 

Perkembangan pemikiran dan nikmatnya tarbiyah memang yang selalu aku nantikan. Selalu membuat langkah kaki ini berusaha berjalan sesuai tadzkirahNya. Karunia iman memang berharga, karena ketiadaannya dapat memasukkan kita ke liang dosa yang terdalam. Lagi-lagi aku sepakat dengan quotes, lebih baik tidak makan nasi daripada tidak diberi hidayah dari Allah. Karena dengan ketiadaan hidayahNya, aku tak bisa membayangkan akan seperti apa hidup ini jalanin.

Bukankah sudah kuberi tahu, bahwa aku bukan seperti wanita kebanyakan. Aku (berusaha) bukan menjadi seorang wanita yang senang, diberi hadiah khusus, yang nilainya kecil maupun besar dari seorang yang bukan mahramku. Pun dari seseorang yang aku kagumi dan mengagumiku. Aku tidak menyukai seseorang yang bukan mahramku, tidak bisa menjaga jarak denganku. Aku bukan wanita bahagia yang ketika berduaan dengan yang bukan mahramnya, sekalipun itu orang yang kukagumi. Kebahagiaan apa yang sesungguhnya aku dapatkan dalam menjalani hal yang tidak Allah ridhai. 

Maaf, aku bukan seorang pemberi harapan palsu, aku hanya seorang wanita yang berusaha menjadi muslimah sejati. Aku hanya seorang muslimah yang berusaha untuk Istiqomah hijrah di jalanNya. Untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan sebagai muslimah yang berusaha untuk dicintaiNya. Apasih yang lebih bernilai dibandingkan kecintaan Allah terhadap kita.

Izinkan aku pertahankan keimananku di titik ini dan meningkatkannya lebih baik lagi. Jangan paksa aku untuk menerima kebaikanmu. Sesungguhnya kebaikan yang kamu berikan hanyalah tipudaya, dan perihal duniawi yang penuh dengan kemaksiatan. Bukan jalan yang Allah ridhai. Terimakasih sudah mampir sejenak. Biarkan aku Istiqomah dalam hijrahku. 

Jika saat bahagia nanti, dan apabila Allah berkehendak, datanglah kepadaku dengan hafalan Quran yang kau amalkan. Karena hanya dengan Alquran dan Sunnah Rasul yang menjadikan kita sebagai hambaNya yang beriman dan bertaqwa.

Rabu, 01 Maret 2017

Ceritanya Dilan tanpa Milea. Eak
Berhubungan dengan postingan yang sebelumnya QnA 'How to be Single' versi wanita, kali ini aku akan menggambarkan QnA 'How to be Single' versi kaum adamnya. Banyak yang nanya jawaban wawancara ini mau diapakan dan apa tujuannya dibuat konsep QnA. Jadi tujuan utama dari tulisan yang bertemakan 'Single' buat mengikuti tema bulanan yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger (KOMBUN). Karena bingung mau dikemas seperti apa tulisannya, dan merasa bosen kalo tulisannya dikemas such as feature. Jadi munculah ide QnA ini, dibuat dari daftar pertanyaan dengan membidik orang-orang yang sekiranya sesuai untuk menjawab pertanyaan mengenai 'single.' Penasaran kan seperti apa curhatan lelaki single bahagia? Baca terus sampai habis yaa. P.s nama-nama dibawah ini bukanlah nama yang sebenarnya. Happy reading :)
Apa di benakmu kalo mendengar kata single? 

Rio: Single adalah pilihan terbaik tatkala menjadi "couple" ternyata membawa banyak masalah hidup
Bena: Sendiri, mandiri.
Mas Gagah: Jomblo
Dilan: Single itu produk impor, kalo jomblo produk lokal.
Salman: Single adalah sarana sempurna disaat kebersamaan hanyalah membawa dosa.

Kamu merasa hidupmu dipenuhi dengan kesendirian?

Rio: Engga dong, alhamdulillah aku punya banyak teman hebat yang mengisi hari-hariku dengan penuh warna. hehe
Bena: Tidak, karena setiap hari kita selalu bertemu dengan orang banyak baik teman atau keluarga.
Mas Gagah: Tidak
Dilan: Tidak. Karena kita punya Tuhan, keluarga, sahabat, teman, dll
Salman: Terkadang. Saat hati tidak terpaut dengan dzikir, saat teman menjadi lawan, saat sahabat tak lagi teringat.

Tapi pernah ngerasain punya pasangan, aka kekasih?

Rio: Pernah, ngerasa gak tentram hidup. karena belum saatnya. hehe
Bena: Pernah.
Mas Gagah: Tidak
Dilan: Pernah.
Salman: Punya pacar tidak. Punya idaman pernah. Dan adalah hal yang wajar. Namun, semua bisa ditepis dengan cinta terhadap alquran

Apa yang kamu rasain pas punya pasangan? Lebih bahagia atau lebih sedih dibandingkan saat kamu sendiri?

Rio: Lebihnya emang ada yang care sama kita tiap saat. Beda tipis lah yaa ketika halnya punya gebetan.
Bena: Untuk dibandingkan dengan sendiri tentunya lebih bahagia. Karena punya tempat tukar pikiran, sharing apapun.
Mas Gagah: Belom pernah merasakan apa-apa, saat ini lebih bahagia sendiri.
Dilan: Ga beda jauh sih, yg enak itu kalo pasangan kita deket sama keluarga dan teman2 kita
Salman: Sangat bahagia saat mempunyai pasangan yang halal (In SyaaAllah)


Pernah merasa sedih gak dengan 'kesinglean' yang kamu jalanin?

Rio: Alhamdulillah yaa. Malah aku bangga, karena aku berani beda diantara teman-teman mayoritas wkwk
Bena: Tidak,
Mas Gagah: Tidak
Dilan: Pernah sih. Kadang ngerasa pengen punya pacar biar ada yg bisa diajakan jalan2 berdua tanpa takut ada org lain yg marah.
Salman: Kalau sedih karena kesinglean ga pernah, tapi kalau sedih melihat teman-teman pacaran sering.. Sedih

Suka iri gak sama orang-orang yang punya pasangan?

Rio: Yang pacaran? Enggak sama sekali, kalau sama pasangan halal kadang sukak iri. hehe
Bena: Terkadang, tapi biasa aja
Mas Gagah: Belom pernah merasakan apa-apa, saat ini lebih bahagia sendiri.
Dilan: Kadang-kadang. Karna ngerasa kita gabisa kaya mereka. Padahal sebenernya kita bisa lebih baik dari mereka
Salman:Ga iri.. Biasa aja.. Iri itu kalau ngeliat temen yang sudah nikah

Apa yang kamu rasain dalam ke-single-an kamu? Pernah merasa terpuruk?

Rio: Enggak pernah merasa terpuruk. Kebetulan aku punya waktu lebih banyak untuk melakukan hal" yang sifatnya produktif. 
Bena: Tidak, tergantung menyikapinya bagaimana masing masing orang. 
Mas Gagah: Bahagia. Tergantung pribadi menyikapi setiap masalah. 
Dilan: biasa aja. Jalanin aja dulu
Salman: Ga pernah merasa terpuruk. Cuma galau ngeliat yg sudah berpasangan halal
Pendapat kamu apa buat generasi muda yang suka sedih dengan ke-single-annya?

Rio: Main yang jauh, karena hidup di dunia nggak cuma soal cinta aja
Bena: Banyakkin kegiatan. Sering jalan sama temen temen.
Mas Gagah: Banyak bergabung dengan komunitas yang baik dan aktif.
Dilan: Santai aja, Tuhan udh siapin yg terbaik ko
Salman: Terlalu cengeng, baperan dan tidak berani mengambil tantangan.

Apa pesan kamu buat orang2 single di luar sana?

Rio: Pastikan, "kualifikasi" kamu sesuai dengan "spesifikasi" pasangan kamu kelak.
Bena: Jangan merasa sedih. Allah sudah menetapkan garis kehidupan mu rezeki, mati, jodoh sudah di atur. Jadi gausah takut.
Mas Gagah:  Tetep istiqomah, karna semua ada 'saatnya'
Dilan: Berhenti mencari, mulailah memantaskan diri
Salman: Karena yang baik dengan yang baik. Maka jadilah yang terbaik. Semoga jodoh adalah yang terbaik.
Kalau pesan kamu buat calon pasangan hidupmu kelak?

Rio: Aku disini, lagi mempersiapkan banyak hal buat kami
Bena:  Semoga dia menjadi orang yang bisa menerima kita apadanya. Orang yang cerdas, bisa menjadi pengajar buat anak anak yang cerdas juga nantinya.
Mas Gagah: Siapkan diri agar jadi sepintar aisyah, setegar khodijah dan seberani hafshah.
Dilan: Jaga diri baik2. Inget, suatu hari kita bakal dipertemukan dan menjalani hidup bersama
Salman: Betapapun shalihahnya kepribadianmu, ia takkan pernah berada dalam satu posisi.. Namun pastikan bahwa perubahan posisi itu tetap dalam langkah-langkah kebaikan

Sudut pandang dari kaum adam mengenai 'How to be Single' mengajarkan kita bahwa Single tidak hanya menjadi takdir. Melainkan menjadi sebuah pilihan hidup yang diyakininya menjadi bekal untuk berumahtangga nanti. Hidup ini hanya sekali. Bukankah menjadi hal-hal yang sia-sia, jika hidup kita di dunia tidak dihabiskan dengan mengumpulkan pahala, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan meraih prestasi sebanyak-banyaknya. 

Beberapa diantara mereka, mungkin saja menganggap bahwa dengan memiliki kekasih hidup akan terasa berwarna. Memiliki seseorang yang nyaman untuk berbagi keseharian, mempersiapkan rencana masa depan bersama, dan menghadapi masalah dan segala sesuatu bersama. Namun apakah manfaat dunia akhiratnya lebih banyak saat kita memiliki kekasih, dibandingkan saat kita single dan berprinsip 'No Khalwat Until Akad'? Apakah dengan kesingle-an kita menghasilkan banyak mudharat dibandingkan dengan saat kita berpacaran atau menjalani hubungan tanpa status? Engga kan? Jadi tetaplah istiqomah untuk single dalam ketaatan kepadaNya. Bukankah banyak yang perlu dipersiapkan dalam menjadi seorang Ayah? Wahai para calon bapak, jangan sia-siakan masa mudamu. Pendamping hidup dan anak-anakmu kelak ialah tanggungjawab dunia daakhiratmu.



By the way, gimana nih untuk yang (lagi) gak single, apakah rasa sayangmu terhadap kekasih yang akan membawamu ke dalam SurgaNya?