Minggu, 13 Desember 2015




Masa kecilku berawal dari Netherlands 1997. Awal pertama dimana aku bertemu ayahku. 1998, aku pernah kehilangan jejak orangtuaku. Karena dulu aku sering menjelajahi apertement. Musim salju tahun 1999 sangat membekas. Di depan apertement, bebek kuberi makan roti. Tahun 2000-an aku mulai menjelajah Netherlands. Aku ingat saat perjalanan menuju Madurodam. Pertama kalinya aku muntah dalam hidupku. Masa kecilku telah menjadi awal mimpiku. Delft menjadi kenangan super menyenangkan bagiku. Apa kabarnya tulip-tulip di Keukenhof? Harapanku kembali seluas taman di Keukenhof. Rinduku sebanyak kincir angin Amsterdam berputar. (@anakpublicreations)
Baju adat Belanda di Volendam.

Berbicara seputar atau yang berkaitan dengan negeri oranje ini memang selalu bikin nostalgia, selalu bikin kangen sama jaman masa kecil. Gimana para tokoh piknik ke Keukonhof, Amsterdam bahkan salah satu tokohnya berkunjung ke TU Delft, yang terkenal sebagai ITBnya Belanda.

Kyaaa this is the movie i have to watching. Kebetulan agustus lalu baru beli novelnya di gramedia. Waah kaget plus seneng banget tau novel Negeri Van Oranje ini dibuatkan film layar lebar. Karena udah tau jalan cerita dan endingnya, jadi penasaran filmnya sama persis atau dibikin beda jauh sama novelnya. Yang penasaran sama film ini, yuk nonton bareng aku yuuk :')

Rabu, 09 Desember 2015

AEC (Asean Economic Community) atau MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) sudah di depan mata. Pembentukan Komunitas Ekonomi di tahun 2015 dilakukan untuk pengubahan ASEAN menjadi suatu kawasan perdagangan yang bebas barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil yang lebih bebas lagi. MEA menjadikan batas-batas atau border setiap Negara ASEAN menipis dan aturan-aturan antar Negara semakin ketat.


The AEC will “establish ASEAN as a single market and production base with the goal of making ASEAN more dynamic and competitive.”

Mahasiswa as the agent of change harus melakukan banyak persiapan untuk menghadapi AEC. Selain label tersebut yang harus dipertanggungjawabkan, mahasiswa mempunyai pengaruh yang lumayan besar dalam menghadapi kebijakan-kebijakan baru karena adanya MEA. 

The first thing that student must to do is Being Global. Menghadapi MEA, pengetahuan dan kemampuan global juga bahasa global harus kita asah. Semakin luas pengetahuan yang kita punya maka pemikiran dan sudut pandang kita akan semakin terbuka dan kritis. Softskill yang bagus akan mengalahkan label ‘mahasiswa baik adalah IPK yang baik’. Tentu semua orang berpendapat pengetahuan tidaklah cukup, jika tidak dibarengi dengan kemampuan. Dan global languagelah yang akan melengkapi pengetahuan dan kemampuan.

The second strategy which student to do is Being Socialitator to society about prepare to face AEC. Mahasiswa dapat memberikan pencerdasan kepada masyarakat mengenai MEA. Bisa berupa workshop atau penyuluhan. Hal-hal apa saja yang berkaitan dengan AEC dan bagaimana untuk menghadapinya dengan baik. Dampaknya akan sangat besar bagi perkembangan ekonomi masyarakat. 

Untuk melakukan dua hal diatas dibutuhkan pula Keberanian dan Kemampuan Berkomunikasi. Seni berkomunikasi dalam hal lintas budaya, dalam komunikasi antar pribadi, terlebih dalam komunikasi organisasi. Mahasiswa harus menjadi Good Comunicator (yang menyampaikan pesan)untuk berbagai komunikan (yang menerima pesan). Setidaknya mahasiswa Indonesia bisa menjadi Humas juga manajer yang baik untuk dirinya sendiri.

Are you ready to Indonesia better? Tunggu apalagi, ayo tingkatkan kualitas SDM penerus bangsa. Being Global, Being Socialitator and Good Comunitator,



sumber: Di sini, yang ini juga dan yang ini.