Kamis, 03 Agustus 2017

Mimpi Jaman SMA tahun 2013
Bicara soal mimpi, sebenarnya aku termasuk seseorang yang sangat ambisius untuk mencapai mimpiku. Dulu aku melabelkan diriku sebagai seorang a professional dreamer. Dari SMP, sudah bertekad untuk dapet scholarship overseas ke Europe. Pas SMA, pun mimpiku semakin serius dan semakin banyak hal-hal yang ingin dicapai. Seperti gambar yang diatas itu mimpi tahun 2013 pas masih duduk di kelas 12 dulu.

My dreams encourage me to be what i am in my dreams 

Berawal dari pindahan barang-barang dari kos ke rumah, yeah, sekarang udah gak jadi anak kosan sejati lagi. Its because my study almost done. Shofia yang kini menghitung hari wisuda, membuka lagi buku catetan jaman SMA. Sampai detik ini masih takjub dengan mimpi-mimpi yang kutulis jaman sedang merangkai masa depan.  Rupanya dulu mimpi shofia, memberantas korupsi dan bullying. Padahal sekarang kalo denger berita si anu korupsi palingan cuma geleng-geleng doang udah. Dulu mimpi untuk join international event, huh waktu itu kalo ada event apa gitu di kampus, kadang males banget jadi panitianya. Dapet gelar Ph.D sebelum umur 25, Subhanallah sekarang lanjutin S1 agak malas yah hehe. Yang lebih bingungin lagi ialah mimpi, terlaksana perubahan total di Indonesia pada Februari 2018. Gak ngerti lagi perubahan total disini tuh maksudnya dibidang apa aja dan siapa targetnya. Terus kenapa ditulisnya pada Februari 2018. MasyaAllah berarti tahun depan dong. Visioner sekali yah. Tapi dari semua itu, yang paling terpesona adalah mostly di buku itu aku menuliskannya by english. Hal yang sering disadari, tapi belum ada actionnya. Penurunan kualitas bahasa inggrisnya. Jaman SMA, bahasa Inggris berasa lancar kayanya writing and talkingnya. Di kuliah jarang banget rasanya mengaplikasikan bahasa inggris ke dalam kehidupan sehari-hari. Inget kalo jaman SMP sama SMA dulu, kalau mau minjem sesuatu aja harus pake bahasa inggris. Izin, minta tolong, dan lain sebagainya dari sekolah dibiasain pake bahasa inggris. Bahkan mau ngomong sama Guru aja gak bakal diterima kalau pake bahasa indonesia. Emang bener ya kebaikan itu emang harus dipaksa bener-bener.

Intinya, aku jadi merasa penurunan kualitas diri. Padahal aku sudah menuju usia tepat untuk menunjukkan jati diri ke banyak orang, merealisakan mimpi-mimpi dan berbuat banyak yang mengeksplor segala passion. Meski begitu ada beberapa mimpiku yang jadi kenyataan dan ketakutan terbesarku alhamdulillahnya gak terjadi. Jadi dulu ada dua hal yang paling aku takutin, pertama gak keterima di PTN manapun, dan yang kedua kalo kuliah gak lulus tepat waktu. Maka dari itu aku bekerja keras tumpah tangis dan fisik agar ketakutanku gak jadi kenyataan.

Sidang Juli 2017
Masih gak nyangka bisa lewatin masa-masa ini. Sebentar lagi nama ini akan ada gelar dibelakangnya. Bahagia rasanya udah kelar sidang dan meniti langkah menuju wisuda. Semua pengorbanan susah payah, tangis dan pengeluaran duit karena revisian sebentar lagi akan terbayar. Dan tentu kesuksesan dunia bukanlah kebahagiaan yang hakiki. Tekadku dari SMA bisa hafal alquran dengan mutqin sebelum lulus sarjana. Allah memang sebaik-baiknya planner. Mungkin ini ialah faktor mengapa takdirku diterima jurusan D3. Biar hambaNya ini fokus merealisasikan mimpinya satu-satu. Setelah lulus dapet gelar A.Md Kom ini, waktunya aku menyelesaikan dan melancarkan hafalanku. Mengingat kuliahku D3 yang bisa dikatan lebih padat, lebih banyak tugas dari teman-teman yang S1, aku merasa tak bisa memanage waktu dengan baik. Disaat orang-orang, lagi merasakan jadi senior dan punya adik tingkat, aku sudah mulai persiapan buat magang di perusahaan. Disaat kawan-kawan S1, baru selesai belajar metodologi penelitian tingkat satu, aku udah mulai nyusun penelitian yang sebenernya.

Sebelum aku merealisakan mimpi muliaku, targetku ialah mengembangkan bakatku and mulai showing to the world, what makes me different and distinguish from others. Soalnya aku sangat merasa tugas-tugas kuliah yang menyitaku untuk lebih mengeksplor passionku. Waktu yang aku pakai sebelumnya untuk nulis blog, belajar edit video, dan nulis cerita teralihkan dengan tugas-tugas kuliah dan penelitian. Menerbitkan buku ialah mimpi yang dari SD belum terealisasikan. Padahal jaman SMA, sudah terbayang pas Kuliah punya laptop sendiri dan bisa ngetik buat buku kapanpun dan dimanapun. Target sebenernya bisa menghasilkan dua buku selama masih label mahasiswa. Rupanya boro-boro satu aja gak ending ending itu buku.

Meski begitu di kuliah ini aku merasa menemukan bakatku yang lain, mengelola website dan desain komunikasi grafis. Kalau website emang dari SMA suka edit background dan layout blog sendiri biar lucu and cute. Gak nyangka bisa bikin website organisasi dan jadi adminnya. Pun desain komgraf, karena dulu jaman semester 4 banyak banget tugas bikin seminarnya, jadi mau gamau harus bisa desain bikin poster bannernya. Sempet menang lomba poster juga sama temen-temen. Sampe waktu itu ada anak jurusan lain yang mau pakai jasaku dalam mendesain. Sayangnya dulu hanya menganggap komgraf bukan sebagai hal yang bisa diasah lagi biar bisa dikatakan sebagai keahlian. Jadi ditolak lah ladang buat belajat tersebut hehe. Sampai sekarang untuk kepanitiaan maupun kepengurusan jarang masuk divisi yang selain HPD atau Pubdok.

Selagi muda explore bakat deeply emang diperluin banget. Konsistendan istiqomah. Mimpi yang sudah ditulis dan didoakan mestinya gak boleh mundur di tengah jalan karena usahanya kurang. Aku sadar banyak hal yang bikin aku nyaman tapi melalaikan hal-hal yang lebih bermanfaat untuk dilakuin. Harus diakui perkembangan iptek benar-benar memanjakan bagi siapapun yang sudah masuk dan menikmatinya, Kontaminasi konten-konten di youtube gak jarang lho malah bikin orang males buat mempertajam keahlian. Speak2 buat cari inspirasi, tutorial, malah jadi keterusan browsing yang gak bermanfaat dan sia-sia. Pengaruh nonton drama korea pun juga bisa menjadi tantangan dan alasan buat mager ngerjain hal yang lebih bermakna. So, get out from the comfort zone. Go for the extra miles to reach your dreams comes true. Go out, meet the new experience, new obstacles and sure new people. We wouldn't know the might give us. Live you dreams!