Jumat, 24 Februari 2017

Tentang Aksi Bela Islam

Dimanakah dirimu saat kitab sucimu dinistakan? Islam adalah identitas yang sangat melekat jauh tidak hanya sampai kita wafat. Di negara manapun pijakan kaki berdiri, Al-Qur'an tetap menjadi kompasnya kehidupan umat islam. Kerealistisan tidak berlaku, jika syariat islam tidak ditegakkan, jika perihal aqidah yang jadi pertimbangan. Logika sudah bukan tolak ukur, jika Al-quran adalah harga akhirat. Segala macam bentuk kesuksesan duniawi, tidak bisa menjamin tujuan inti kehidupan. Sesunggguhnya di dunia inilah sedang kita bangun surga di akhirat. Karenanya, 4 November aku akan turun, sebagai bukti islam agamaku dan al-Quran pedoman hidupku. 
Kira-kira itu tadi yang aku tulis, beberapa hari menjelang Aksi bela Islam 4 November 2016. Keinginanku cukup besar untuk hadir di aksi tersebut. Aksi Bela Islam Jilid II yang menuntut si penista agama segera dipenjarakan. Hati dan aqidahku terusik, kitab suci Al-Quran yang kuhafal, yang berusaha kuamalkan, kitab pedoman hidup umat dilecehkan terang-terangan. Tapi hukum lamban untuk memproses keadilannya. Padahal sebagai bukti bahwa kita adalah bangsa beradab dan cinta damai, kita perlu menegakkan keadilan dan supremasi hukum.

Awalnya rasa sedih dan kesalku belum pada tingkatan saat ini. Namun hatiku tersentuh melihat postingan snapgram temenku yang dari Jogja berangkat aksi H-1. Kalo gasalah dalam postingannya itu, dia ngejelasin kalo dia ridha ikhlas apapun yang terjadi nanti pas aksi yang akan dijalaninya. Dia gak tau apa dia bisa balik lagi kembali ke Jogja setelah aksi ini. Yang dia tau, dia balik ke Jakarta untuk membela agamanya, untuk menjadi mujahid di JalanNya.

 

Video tersebut diambil oleh temenku dari Forsad yang turun aksi. Seharusnya aku juga ada disitu menggelorakan takbir:') Teramat sedih, pada hari itu Jurusanku lagi akreditasi yang mengharuskan semua mahasiswa ikut serta. Dan pulangnya abis dzuhur mungkin sebenernya masih bisa, tapi temenku ngajak buat ngurus observasi dulu ke sebuah perusahaan. Sepulangnya aku hari itu, aku bersedih menangis tidak bisa ikut turun. Aku mau bela agamaku juga. Aku mau al-Quran yang kubela di dunia ini, bisa membelaku kelak diakhirat.

Setelah aksi bela islam Jilid II ini, alhamdulillah ada lagi Aksi Bela Islam Super Damai Jilid III hari Jumat 2 Desember 2016. Aksi yang terkenal dengan Aksi 212 ini buatku sangat istimewa. Kenapa? karena beretepatan dengan ulang tahunku yang ke 21 :")) Allah maha baik. Hari lahirku yang ke 21 dirayakan dengan doa bersama 7,4 juta umat muslim dari seluruh penjuru di Monas, Jakarta. Aksi yang bener-bener damai dan tentram, yang membuat banyak orang bergidik dengan kekuatan umat islam, supaya Hukum ditegakkan. Supaya Allah mengabulkan doa kami. Aksi yang bersejarah untuk kaum muslimin di Indonesia. Gak merusak tanaman. Gak ada sampah bertebaran. Semuanya dipungutuin sama peserta aksinya. Aksi yang dirahmati Allah karena hujan turun saat peserta aksi sedang menjalankan ibadah shalat jumat.Ya Allah aku juga mau bagian dari mereka :')

Yang lebih bikin aku terharu, adalah rombongan dari Ciamis yang jalan kaki ke lokasi aksi di Jakarta. YaAllah setiap langkah yang kita jalanin ke tempat sholat aja dinilai pahala olehMu. Sebesar apa pahala dan keikhlasan hambaMu yang kuat jalan kaki dari Ciamis ke Jakarta. HambaMu ini malu yaAllah, hamba yang tinggal juga di Jakarta belum bisa ikut juga ke aksi tersebut.
MENAKJUBKAN !!! Video Pemandangan Udara 7 Juta Orang Aksi 212 di Monas!
Sumber disini

Lagi-lagi Aku tidak bisa ikut aksi karena kuliahku yang absennya sudah diujung tanduk. Sedih sih, tapi yaa mau gimana lagi. Di aksi 212 ini, alhamdulillah Umiku bisa ikut turun menjadi bagian dari mereka. Sempet terlintas di pikiranku, nanti kalau aku sudah jadi seorang ibu nanti. Lalu anakku bertanya kepadaku. Sedang dimanakah Ibu saat Aksi bersejarah itu terjadi? Aku malu jika harus jujur karena aku sibuk dengan kuliahku. Sibuk dengan duniaku. Doaku, sebelum wafatku Allah mengizinkan aku untuk turun ke medan juang dalam membela agama dan KitabNya.

Alhamdulillah Allah mengabulkan do'aku. Aku ikut Aksi doa bersama di Masjid Al-Istiqlal, hari Sabtu tanggal 11 Februari 2017, atau yang sering dikenal dengan kode Aksi 112. Karena dari Forsad gak turun secara formal bersama-sama, aku ikut serta bersama rombongan ibu-ibu ODOJ. Paginya, aku sempet galau karena di Jakarta paginya hujan cukup deras. Karena dari Rawamangun aku berangkat sendiri, jadi aku harus memesan Transportasi Online biar gampang kesananya. Sedihnya, tak ada satupun driver yang mau menerima pesananku:( Sampai akhirnya terimakasih Bapak Jamal Mu'minin telah mengantar saya ke area sekitar aksi di Al-Istiqlal.

Di jalan aku terharu dengan cerita Bapak Jamal yang tinggal di Kampung Melayu ini. Ternyata anaknya Pak Jamal yang masih SMP juga ikut aksi 112. Bahkan udah menginap dari semalem di Masjid Al-Istiqlal. Pak Jamal di jalan sedikit mengungkapkan kemarahannya dengan si penista agama. Kalo gak salah dia bilang Lihat Mbak, hujan ini rahmat dari Allah. Hujan yang Allah turunkan menjadi berkah bagi peserta aksi hari ini. Dahsyat ya mbak umat islam itu. Hari ini umat islam berkumpul lagi membela al-maidah ayat 51. Anak saya aja ikut aksi.

Belum sampai si lokasi, aku harus pakai jas hujan karena hujannya makin lebat. Sampai daerah Pasar Senen, aku ngelewatin peserta aksi juga yang lagi jalan kaki ke Istiqlal. Aku liat anak kecil juga ikutan aksi ditemani orangtuanya. Derasnya hujan tak menyurutkan mereka dalam menggelorakan takbir kepada Allah. Saat itu juga air mataku berlinangan seiring dengan percakapan bersama Pak Jamal. Ya Allah Permudahkan langkah kami berjuang di jalanMu.
Di depan Masjid Al-Istiqlal
Sesampainya aku di depan Majid Ail-istiqlal, kawasan daerah Al-istiqlal sudah dipadati oleh para peserta aksi. Tentu aku sangat senang dan penuh haru. YaAllah akhirnya hambaMu ini bisa menjadi bagian dari mereka, mujahid dan mujahidah yang membela agama, al-quran dan ulama. Berjalan menuju pintu al-fattah dan berakhir berdzikir di dekat kali. Ya disitulah tempatku, akhirnya memanjatkan sholawat dan dzikirku kepadaNya. Tausyiah yang para habaib dan ulama sampaikan membuatku tak sedikit menitikkan air mata.

Benar yang disampaikan teman-teman dan yang ada si sosial media, para peserta aksi datang tidak diinisiasi oleh partai-partai politik. Aksi yang selama ini dilakukan oleh umat islam, bukan perihal pilkada atau politisasi. Para peserta aksi pure murni ingin membela agama dan alquran. Kulihat raut-raut ketulusan mereka. Senyum yang mereka lemparkan satu sama lain. Kami hanya ingin hukum ditegakkan seadil-adilnya. Kalian bilang pasukan nasi bungkus? siapa yang rela mengobarkan hartanya unttuk membiayai jutaan umat untuk turun. Bahkan di aksi 212 dan 112, uang pun sudah tidak ada nilainya. Makanan dan minumann dibagikan secara gratis. Banyak orang muslimin yang menginfakkan sebagian hartanya untuk aksi hari ini.

Sering aku temukan oknum-oknum lain, tak terkecuali oarng islam sendiri mengatakaan "masyarakat jakarta dan penegak hukum gk boleh di tekan begini terus, aktifitas warga Jakarta juga terganggu kali" atau "Alquran gk perlu dibela tong, urus diri sendiri aja pada belum becus malah bela2 alquran, MASIH PADA PUNYA DOSA KAN???" atau "Ente dari daerah yang nyampah naik bus kemari? dapet honor berape tong? jangan lupa bapa ibu di bagi2 ya, hehe"  Astagfirullah, kalau tak ada ilmu dan bukti mending jangan ngomong tong. Beropini juga mesti ada landasannya kali:(

Wahai saudaraku tidak selamanya kita mencari keuntungan lewat dunia, mengindahkan dunia dan mementingkan kepentingan duniawi. Kontribusi kita mengikuti aksi atau menyedekahkan harta kita untuk donasi aksi adalah salah satu cara untuk mengambil keuntungan di akhirat. Toh hidup di dunia ini cuma sebentar kok. Yang kekal kan hidup di akhirat. Sesungguhnya yang sedang kita bangun adalah surga kita di akhirat. Buat apa dunia kita bikin indah dan megah, tapi amal kita hidup di dunia tidak bisa mengindahkan hidup kita nanti di akhirat. 

Dan disinilah kita membela surat Al-Maidah ayat 51. Mengapa kita harus membela agama dan kitabNya? Bukankah Allah maha besar dan penuh kuasa atas segala sesuatu? justru itu Allah maha kuasa untuk membolak-balikkan dunia ini. Allah ingin menguji kita sebagai hambaNya, seperti yang dikatakan Allah dalam kitab suciNya:
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ Ø¢َÙ…َÙ†ُوا Ø¥ِÙ†ْ تَÙ†ْصُرُوا اللَّÙ‡َ ÙŠَÙ†ْصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ Ø£َÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ
"Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukannya."
Ya Allah semoga apa yang umat islam lakukan pada aksi 411, 212, 112 dan aksi apapun yang diniatkan untuk membela agama dan kitabMu, dapat menjadi saksi di akhirat kelak terlebih untuk HambaMu yang hina ini. Inilah bukti real kami mencintai dan tulus membela agamaMu. Kami hambaMu datang insyaAllah selalu berkumpul dalam ketaatan. Tidak ada yang paling bernilai di dunia ini dibanding keridhoan Allah kepada kita. Matikanlah kami dalam Syahid di JalanMu. Engkaulah sebenar-benarnya pelindung dan pembela.

Check it her blog too!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar