Sabtu, 23 Desember 2017

Dari Rachel Corrie untuk Palestina


Oleh : Shofiyah Najiyah


Jika tidak terganggu bisa dinyalakan musiknya

Awal Desember 2017 lalu ramai berita Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan sepihak dari AS memicu genderang kemarahan dunia. Sebab yang menimpa Palestina sudah menyangkut pelanggaran Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu, atas dasar kemanusiaan siapa pun perlu mendukung semua aksi dan upaya untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di Palestina. Berbicara perihal kemanusiaan di Palestina, ada sosok pahlawan dari AS yang mengorbankan nyawanya demi membela masyarakat Palestina. Siapakah itu? Dialah Rachel Corrie.

Rachel Corrie

Rachel Alliance Corrie lahir pada 10 April 1979 di Olympia, Washington, Amerika Serikat. Beliau asli keturunan Yahudi. Sejak kecil Corrrie rajin dalam segala kegiatan sosial untuk membantu orang lain. Saat teman sebayanya sedang menikmati hiburan anak muda dan kebebasan hidup di Amerika, dia lebih memilih menjadi seorang relawan kemanusiaan demi membantu orang lain. Hal yang paling mengejutkan saat dia berusia 10 tahun, Corry berpidato dengan lancar tanpa naskah di konferensi pers World Children Report 1989. Berdiri di hadapan banyak orang menceritakan kondisi sosial. Itu bukan kebiasaan seorang gadis cilik melainkan anak diatas usia kelas 5 SD.

Sumber: di sini. 
“Aku di sini, untuk anak-anak yang lain. Aku di sini karena aku peduli….karena empat puluh ribu orang meninggal kelaparan setiap hari. Mimpiku adalah menghapus kemiskinan pada tahun 2000….mimpiku itu, bisa dan akan terwujud, jika kita menatap masa depan dan melihat cahaya di sana.”
 
Walaupun misinya belum terwujud, tetapi pada tahun 2000 dia terus aktif di berbagai kegiatan sosial. Salah satunya dengan menggalang dana untuk korban kelaparan. Bahkan dia juga ikut tidur di pinggiran jalan pada saat protes anggaran sosial tunawisma. Rachel menempuh pendidikan di Evergreen Stage Collage, Olympia. Pada 2002 dia bergabung pada International Solidarity Movement (ISM), sebuah gerakan solidaritas kemanusiaan. Gerakan ini memiliki misi mewujudkan perdamaian memperjuangkan hak kemanusiaan dan kemerdekaan. Corry diterbangkan ke jalur Gaza pada 22 Januari 2003.

Corrie melihat semua kekejaman Israel yang membabi buta di tanah perjuangan Palestina. Mesin militer mengelilingi tempatnya bermukim seolah akan membunuh siapa pun yang berada di tempat itu. Kerap kali ia mengirim surat dan menelpon ibunya untuk menceritakan apa yang dia lihat di Palestina. Ibunya mengungkapkan, dia ingin negaranya tahu kenyataan apa yang terjadi di Palestina. Kendati ingin terus memperjuangkan kemerdekaan atas Palestina, hidupnya malah berakhir di tanah panas Palestina. Pada 16 Maret 2003, aktivis kemanusiaan dari AS ini menjadi tameng hidup untuk melindungi pemukiman warga di Rafah. Dia melindungi rumah warga Rafah yang akan di lindas buldoser Israel. Dengan gagahnya ia menghadang alat berat itu. Melindungi rumah warga Palestina yang bahkan tidak dia kenal. Tangannya melambai, merentang dan menyilang, memberi tanda pada buldoser. Biasanya langkah tersebut mampu membatalkan niat para buldoser untuk menggusur.

Sumber: di sini

Akan tetapi, Israel mengabaikan peringatan dari Rachel. Rekan-rekannya sudah memperingatkannya untuk menyingkir. Namun Rachel tetap berdiri mempertaruhkan nyawanya. Tubuhnya remuk terlindas bersama reruntuhan rumah warga Rafah. Dalam usia 23 tahun ia korbankan jiwa raganya untuk membela Palestina. Membela dengan seluruh kemampuannya. Duka Palestina terasa beda karena menangisi kepergian relawan asal Amerika Serikat. Tempat peristiwa tersebut kini diberi nama jalan 'Rachel Corrie Street.'

Sumber: di sini
Hero Zaman Now

Pengorbanan seorang Rachel Corrie mengingatkan kita bahwa berasal dari daerah manapun kita, kita perlu memperjuangkan korban tragedi kemanusiaan di muka bumi ini. Tak mengenal tempat dan tak mengenali asal suku korban penindasan berasal. Di situlah kita harus memperjuangkan kemerdekaannya. Korban kekejaman Israel di Palestina semakin meningkat tajam. Terhitung dari tahun 2000 sampai Februari 2017 lalu, tercatat tindakan kekejaman Israel menewaskan sebanyak 2069 anak-anak. Sebesar 86% anak Palestina hidup di bawah garis kemiskinan dan 2000 keluarga hidup miskin. Lalu apa yang sudah kita lakukan selain mendoakannya?

Mungkin di luar sana masih banyak 'Rachel Corrie' lainnya, yang siap memasang badan untuk membela Palestina. Perjuangan yang dilakukan Rachel tetap abadi di hati masyarakat Palestina. Rachel telah banyak membentang kebaikan dengan mewujudkan perdamaian dari AS sampai ke Palestina. Kisah hidupnya diabadikan dalam teater bertajuk 'My name is Rachel Corrie'. Para musisi pun turut mengapresiasi Corrie dengan membuat tak kurang dari 30 lagu. Bahkan telah dibentuk Rachel Corrie Foundations, lembaga sosial sebagai estafet perjuangannya.

Saya yakin siapa pun juga bisa menjadi hero zaman now untuk Palestina seperti apa yang dilakukan Corrie. Semua orang bisa menjadi 'Rachel Corrie' dengan tataran yang berbeda. Membela Palestina sebetulnya tidak butuh alasan panjang. Pun tidak melihat latar belakang agama maupun ras. Rachel Corrie, gadis keturunan Yahudi Washington AS pun bisa membuktikannya. Rachel sangat menjunjung tinggi perdamaian manusia dan mengecam terhadap pelanggaran HAM di Palestina. Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengungkapkan bahwa tidak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup kita jadi manusia. Hal ini senada dengan yang dituturkan Ketua MPR Zulkifli Hasan pada Aksi Bela Palestina tanggal 17 Desember lalu; Membela Palestina itu kewajiban konstitusi. Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Bukan hanya umat Islam, apapun agamanya, darimana pun asalnya, wajib membela perikemanusiaan dan perikeadilan di sana. 

Donasi dari Dompet Dhuafa

Untuk itu saya mengajak pembaca semua untuk ikut membentang kebaikan melalui donasi kepada Palestina dengan Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan memberikan layanan bagi siapa pun yang ingin berdonasi untuk Palestina. Dompet dhuafa memberi bantuan berupa logistik makanan pada Palestina sejak tahun 2013. Mari kita lanjutkan perjuangan Rachel Corrie terhadap rakyat Palestina dengan semampu yang kita bisa. Segera donasi ke Bank Muamalat 340.0000.482 atau BCA 2377.878.783 atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Kirim konfirmasi donasi ke 08121292528 (WA). Rachel Corrie, seorang penggiat kemanusian asal AS mungkin telah tiada. Akan tetapi mimpinya tentang perdamaian, kemanusiaan dan kemerdekaan masih terus lahir sampai kapan pun.

3 komentar:

  1. Kini perjuangan buat Palestina malah negaranya tida dukung.

    BalasHapus
  2. “Jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang hari Kiamat."

    (Shahih, HR Tirmidzi (2192), beliau berkata: Hadits Hasan Shahih, di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani)

    BalasHapus