Sabtu, 09 Desember 2017

Rahasia Awetnya Kekayaan

Oleh: Shofiyah Najiyah

Akhir-akhir ini gue banyak diskusi sama ayah tentang mendapatkan rezeki. Banyak orang bilang, cara untuk kaya adalah dengan pintar-pintar mengelola keuangan. Tentang seberapa pintar kita menyisihkan uang kita bisa dengan menabung juga investasi. Gue gak bilang kalau cara ini salah. Ada benernya kok. Orang yang tidak punya tabungan atau investasi masa depan akan kalang kabut nantinya jika mendadak harus mengerluarkan banyak uang untuk suatu hal. Kita bisa ambil contoh suatu hal tersebut misalnya bencana atau sakit yang memelurkan uang banyak untuk berobat. Pandai mengelola nafsu belanja yang tidak perlu memang itu baik, dan tentu termasuk ke dalam bisa mengelola keuangan. 

Oke mengasah skil. Itu juga bisa termasuk. Sebab jika kita mengelola kemampuan dengan baik, sehingga akan menjadi nilai jual. Uang kelak akan datang dengan sendirinya. Akan banyak tawaran-tawaran yang datang dengan harga yang fantastis kepada kita. Itulah yang namanya keberuntungan. Namun apakah itu jaminan kita akan tetap kaya? Tentu tidak, kemampuan mau sehebat apapun, tidak akan menjadi jaminan, jika Allah sudah berkehendah.

Sudah tahu kan berati apa jaminannya? Iya yang bisa membuat kita kaya adalah ridho Allah. Kan Allah yang punya semua kuasa. Mau kita sepintar atau sehemat apapun dalam keuangan, tetapi jika Allah sudah berkehendak? Jadi kunci pertamanya adalah ridho Allah.

Banyak orang-orang yang sudah tahu bahwa rezeki itu ya di tangan Allah. Ini no offense sih ya, sebenernya ini gue juga sambil ngomong sama diri sendiri yang terkadang masih mengkhawatirkan perihal rezeki. Padahal rezeki udah Allah yang mengaturnya. Namun yang masih sering luput dari kita ialah usaha kita dalam meminta rezekinya kepada Allah.

Seperti apa yang dituturkan oleh K.H. Abdul Hasib Hasan, Lc: Sumber rizkimu itu berada di langit. Tapi kamu nguber-nguber rizki di bumi.
Jadi ini adalah perihal ibadah, spiritual dan seberapa dekat kita pada Allah. Dengan cara apa? perbanyak sholat dhuha, interaksi terus dengan Al-Qur'an dan melakukan amalan sunnah lainnya. Kenapa perlu dengan cara itu? kata bapake, karena Allah yang maha mengatur segala yang terjadi, baik maupun buruk. Maka ketidakberuntungan atau bencana seperti bangkrutnya usaha kita atau yang lainnya bisa Allah tiadakan dengan ibadah kita kepada Allah. Terlebih lagi dalam setiap rezeki yang kita punya terdapat hak orang lain. So, lengkaplah sudah alasan kenapa Allah sering banget memerintahkan sholat dan zakat dalam firmannya pada Al-Baqarah ayat 43.

ÙˆَØ£َÙ‚ِيمُواْ الصَّلاَØ©َ Ùˆَآتُواْ الزَّÙƒَاةَ
Setiap kita punya rezeki, itu Allah kasih ujian dengan pengeluaran yg tak terduga. Pengeluaran tak terduga itu bisa jadi cobaan buat kita atau ujian dari saudara terdekat. Pengeluaran tak terduga ini bisa berdampak negatif bisa juga positif. Kalo yg negatif kita bisa ambil contoh artis-artis yang sakit sampe seluruh harta dia habis buat berobat. Bahkan sampe harta dia minus. Caranya biar kita terhindar atau ditunda dari hal-hal yg seperti itu dengan apa? Dengan memperkuat iman. Kalo kita ibadahnya kenceng, musibah-musibah yang bisa menguras pengeluaran dan harta kita itu bisa ditunda bahkan bisa tidak dateng kepada kita. Kuncinya yaa balik lagi dengan kencengin doa dan ibadah.

Sedangkan pengeluaran tak terduga yang berdampak positif, contohnya kita bantu orang yang memang berhak untuk dibantu. Seperti anak yatim piatu dan janda2 misalnya. Atau bantu saudara-saudara kita misal yang tidak punya biaya buat sekolah atau biaya berobat. Kalo kita mau bantu, mau sekecil apapun biayanya. Nanti biaya yang udah kita keluarkan insyaAllah justru Allah beri gantinya berlipat ganda.

Jadi kesimpulannya kata bapake orang bisa kaya dan kekayaan nya awet itu bukan karena dia nabung terus, dan uangnya bertambah. Tapi karena keimanan dia pada Allah. Banyak orang sedekah, tapi sholat lima waktu aja jarang. Gak semua orang yang rajin sedekah itu beriman. Tapi semua orang yang beriman pasti suka sedekah. Dari situ Allah buktiin kalo dalam konsep rezeki 1+1 itu sama dengan 11. Ending atau hasilnya bisa jadi bertambah atau bahkan minus kalo dia sedekahnya bukan karena Allah. Maka dari itu untuk sedekah kita pakailah konsep tangan kiri tidak perlu tahu apa yang tangan kanan lakukan.

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi." (QS. Fatir: 29) 
At least harta sebenernya bukan apa yang kita punya, kita pakai, tempat yang kita tinggali, tapi seberapa banyak harta yang kita sedekahkan kepada orang lain. Itu lah sejatinya harta yang kita miliki. Jadi temen-temen tak perlu sampai stres mencari rezeki dan bingung bagaimana untuk tetap kaya. Sebab sejatinya kita hanya perlu menjalankan apa yang Allah ridhoi, sholat, sedekah dan menjauhi hal-hal yang menjerumuskan dosa. Oke memang tidak mudah. Gue pun juga susah payah untuk selalu istiqomah. Tetapi apa salahnya mencoba dan berkomitmen untuk selalu mengupgrade keimanan dan kualitas ibadah. Jadi temen-temen tetep semangat bekerja, mencari uang namun ibadah kepada Allah tetap yang paling utama untuk diprioritaskan. Selamat menjadi orang kaya :) 

2 komentar: